KIPRAH TEUNGKU INONG SEBAGAI GUREE BEUT DALAM MENCETAK KADER QUR’ANI DI ACEH

Abstract

Di dalam kehidupan sosial-agama masyarakat Aceh, perempuan banyak menjadi guru pengajian (gure). Di beberapa wilayah di Aceh lebih mengenal Teungku Inong (ulama perempuan) dari pada Teungku agam (ulama laki-laki). Posisi yang sebagian dianggap tidak biasa di daerah lain ini menjadi daya tarik untuk kajian ini. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana kiprah Teungku inong (ulama perempuan) dalam mencetak kader Qur’ani pada anak di masyarakat dari masa ke masa. Untuk memperoleh jawaban tersebut peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Adapun kesimpulan dari penelitian ini  adalah faktanya di Aceh guru pengajian (gure) laki-laki dan  guru pengajian perempuan (gure inong) sama-sama mempunyai kontribusi yang mendalam dalam mengajarkan dan mengenalkan Al-Qur’an pada anak. Meskipun demikian, realita menunjukkan, bahwa guru pengajian perempuan (gure inong) sangat diminati oleh para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat terhadap guru pengajian perempuan (gure inong) jauh lebih tinggi dan dianggap paling kompeten mendidik anak-anak dari pada teungku agam (ulama laki-laki). Selain mengajarkan Al-Qur’an, kiprah teungku inong (ulama perempuan) di Aceh juga terlibat dalam mengajarkan moral-moral terpuji, praktik ibadah dan ilmu-ilmu agama Islam terhadap anak.